Kamis, 05 November 2015
Grup Reog dari Sawoo yang Pemainnya Wanita Semua
REOG WANITA. Inilah Sardulo Nareswari, grup seni Reog putri dari Sawoo, Ponorogo yang pemainnya wanita, termasuk pembarongnya. (foto: ist/ponorogonews)
PONOROGO – NEWS, Ada grup Reog Ponorogo yang unik di Kecamatan Sawoo, Ponorogo. Keunikannya, karena seluruh pemainnya adalah wanita. Seperti apa?
Sardulo Nareswari. Grup Reog dari Sawoo
Pemain Reog Ponorogo asal desa Desa Sawoo, Kecamatan Sawoo, Ponorogo ini beranggotakan ibu-ibu PKK, yang bisa dibilang sudah tidak remaja lagi. Dan, Kamis ( 5/10), untuk pertama kalinya grup ini tampil.
Kecuali pemain kendang, semua pemain grup Reog “Sardulo Nareswari” ini wanita termasuk pembarong dadak meraknya. Menurut Ani Suryaningsih, yang menjadi pentholan grup Reog ini, awal pembentukan grup Reog ini menuai kontroversi. Hal ini karena selama ini grup Reog, kecuali Jathilnya selalu identik dengan kaum lelaki.
Meski demikian, Ani, yang juga istri Kepala Desa Sawoo ini biasa dipanggil keinginan besar mereka tak pernah surut. “Meski sebagian warga memberikan stigma “Saru” wanita apalagi yang sudah berumur nggak pantas main Reog, hal itu tak membuat kami surut. Sebagai warga Ponorogo, Kami benar-benar ingin turut melestarikan kesenian asli Ponorogo ini,” terang Ani.
Sardulo Nareswari. Grup Reog dari Sawoo
Selain itu, ditambahkan wanita berjilbab ini, bahwa kegiatan berkesenian Reog ini juga ditujukan untuk kegiatan-kegiatan sosial, seperti melalui pertunjukan, pihaknya juga melakukan penggalangan dana untuk membantu warga yang kekurangan.
“Memang banyak yang tidak menyukai terbentuknya grup ini, sampai ada yang bilang kita menyalahi kodrat, bikin malu, sampai buka aurat. Tapi ada juga yang membela meski yang tidak membela kita juga lebih banyak. Tapi alhamdulillah Reog wanita ini tetap jalan sebagai pertunjukan seni dan penggalangan dana sosial,” papar Ani.
Dan inilah kata Titis (22), pelatih dan sekaligus Pembarong (pembawa dadak merak) serta pemeran Prabu Klonosewandono, yang menyatakan kekegumannya atas antusias ibu-ibu PKK ini dalam bermain reog. Diungkapkan Titis, butuh waktu sekitar satu bulan untuk membentuk dan melatih grup Reog perempuan satu-satunya di Ponorogo atau bahkan mungkin dunia, yang terbukti menarik ratusan orang berebut menyaksikan, pentas perdananya ini.
“Reog perempuan ini luar biasa, saya nggak mengira akan menjadi sebuah grup Reog Wanita yang bagus. Prosesnya sekitar 6 kali latihan. Semanagat ibu-ibu ini luar biasa, mereka bisa menari, karena memiliki jiwa seni. Saya gunakan metode khusus sehingga ibu-ibu mudah menyerap ,” kata sarjana Seni dan Musik yang baru lulus dari Universitas Negeri Malang ini. Wow!! (tim/ponorogonews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar